Link Sahabat:


Photobucket][
Photobucket][
Photobucket][

http://shailawarnet.blogspot.com/
][

Rabu, 04 November 2009

ANATOMI DAN FUNGSI REPRODUKSI HEWAN JANTAN

ANATOMI DAN FUNGSI REPRODUKSI HEWAN JANTAN
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim

System reproduksi jantan terdiri atas :
1. testis
2. epididimis
3. duktus deferens
4. kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostate dan bulbouretralis )
5. uretra
6. penis

Skrotum
Pada semua mamalia yang hidup di laut dan pakidermis (binatang berkulit tebal) testis mengalami penurunan. Kearah stratum pada unggas, testis tidak mengalami penurunan, tetapi tetap tinggal disekitar ginjal. Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1 sampai 8 ?C lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh system otot rangkapyang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin.

Testis
Gonad indiferen sewaktu embrio dini pada betina berdeferensisi menjadi ovarium, sedangkan pada jantan menjadi testis. Pada semua spesies testis berkembang didekat ginjal yaitu pada daerah Krista genitalis primitip pada mamalia, testis mengalami penurunanyang clukup jauh, pada kebanyakan spesies berakhir pada skrotum. Pada burung, testis tidak mengalami penurunan, tetap tinggal pada posisi disekitar daerah testis itu berasal. Fungsi testis ada dua macam:yang menghasilkan hormon seks jantan yaitu androgen dan menghasilkan gamet jantan disebut sperma.

Sperma dihasilkan ditubulus seminiferus. Tubulus-tubulus tersebut sangat berliku-liku pada jantan yang lebih tua spermatogonia tumbuh menjadi spermatosit primer, yang setelah pembelahan meiosis pertama tumbuh menjadi spermatosit sekunder haploid selanjutnya spermatosit sekunder haploid tumbuh menjadi spermatidyang setelah mengalami sederetan transpormasi disebut spermiogenesis, kemudian tumbuh ,menjadi sel sperma yang terdiri atas sebuah kepala sebuah bagian tangah (tubuh) serta sebuah bagian ekor. Fungsi testis lainnya yang penting adalah sekresi hormon seks jantan. Bukti-bukti yang ada dan yang terbaik menunjukan bahwa hanya sel leydig yang terdapat pada jaringan interestisial mensekresi hormone androgen.

Gonade jantan atau testis terdiri atas banyak saluran yang melilit-lilit. Saluran tersebut adalah tubulus seminiferus, dimana pada tempat tersebut sperma terbentuk. Sel-sel leydig yang tersebar diantara tubulus semeniferus menghasilkan testosterone dan androgen yang merupakan hormon seks jantan. Produksi sperma yang normal tidak akan dapat terjadi pada suhu tubuh sebagian besar mamalia, sehingga testis manusia dan mamalia lain dipertahankan berada diluar ronnga abdomen tepatnya didalam skrotum, yang merupakan pelipatan dinding tubuh. Suhu dalam sakrotum adalah sekitar 2?C dibawah suhu rongga abdomen.

Dari tubula seminiferus testis, sperma lewat kedalam saluran mengulir pada epididimis. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Selama ejakulasi, sperma didorong dari epididimis melalui vasdeferens berotot. Kedua duktus ini berawal dari skrotum disekitar dan dibelakang kandung kemih, dimana masing-masing menyatu dengan duktus dari visikula seminalis, yang membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Duktus ejakulasi itu membuka ke uretra, yaitu saluran yang mengosongkan isi system ekskresi dan system reproduksi. Uretra terdapat disepanjang penis dan membuka keluar pada ujung penis.

Kumpulan kelenjar aksesoris (vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar bulbo uretralis). Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin. Kelenjar prostate adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), dan sedikit asam. Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah prostate. Sebelum ejakulasi kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra.

Sistem duktus
Sistem duktus pada jantan sebagian besar berasal dari system duktus wolff pada ginjal mesonefrik. Tubulus mesonefrik berkembang menjadi vasdeferens, duktus mesonefris menjadi epididimis, sedangkan vasdiperensdan vesikula seminalis dibentuk terakhir dari evagianasi duktus. Sisa-sisa dari system duktus yang lain (uretra prostatik membranosa dan kavernosa) berkembang dari sinus urogenitalis seperti halnya dua kelenjar asesoris jantan yang lain, yaitu kelenjar prostate dan kelenjar cowper (kelenjar bulbo-uretra) vasdeferens dibungkus oleh lapisan otot yang berkembang baik yaitu lapisan-lapisan otot longitudinal luar dan dalam dengan lapisan sirkuler diantara keduanya kontraksi lapian otot ini mungkin merupakan sebagian yang bertanggung jawab pada gerakan sperma yang melalui system duktus.

Penis
pada manusia penis terdiri atas tiga (pada mamalia domestikasi dan mamalia laboraturium terdiri atas dua buah) bangunan silinder disebut korpora covernosa penis. Ujung penis yang disebut dengan glan penis, dilengkapi dengan suatu produk pada korpora kalvernosanya.

Kelenjar-kelenjar asesoris pelengkap

Yang termasuk kelenjar pelengkap adalah sepasang vesikula seminalis, prostate (yang pada tikus terdiri atas tiga lobi, sedangkan pada mamalia berupa bangunan tunggal), dan sepasang kelenjar bulbo uretra atau kelenjar cowper. Pada berbagai spesies terdapat variasi yang sangat berbeda, baik mengenai ukuran relatifnya maupun bentuk anatomi kelenjar-kelenjar aksesorisnya.
Sel-sel sperma yang ditemukan dalam tubulus semi niverus serta duktus-duktus ekskreterius bagian proximal tidak dapat bergerak. Sel-sel sperma ini kemudian dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan apa yang disebut dengan plasma semen.
Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin serta enzi-enzim.

1. PISCES

Pada pisces, ketika masih muda sulit di bedakan antara hewan jantan dan betina, baik secara morfologi maupun anatomi. Organ reproduksi jantan dan betina pada waktu masih muda memiliki struktur yang sama dan disebut ganoda. Setelah dewasa organ reproduksi jantan pada ikan, dapat di bedakan organ genitalia masculine tampak berwarna putih susu dengan permukaan licin berisi spermatozoa.
Testis berjumlah sepasang menggantung pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Berbentuk oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang, berwarna putih dan seringkali berlobus.

Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau lubang urogenital.
Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Baian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantungsperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka.
Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan system reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium.

2. AMPHIBI

Sistem Genitalia Jantan pada amphibi berupa sepasang testis, vasa eferentina dan cloaca. Testes berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium (berupa selubung tipis).testes adalah gonade yang menghasilkan spermatozoa. Di sebelah cranial testes di temukan adanya corpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.

Saluran reproduksi. tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya pada saat musim kawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal (cranial ren) dan bermuara pada ductus mesonephridicus (saluran kencing). Di sebelah kaudal mengadakan pelebaran kecil di sebut vesicula seminalis yang menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel kelamin jantan di beri suatu getah dari dinding vesicular seminalis, akhirnya vesicula seminalis ini bermuara di dalam cloaka. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai. Tidak memiliki organ kopulatoris karena fertilisasinya terjadi secara eksternal.

3. REPTIL

Pada reptil, organ genitalia masculine terdiri atas testis yang berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh mesorchium. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.

Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Epididimis sebagai saluran yang sangat berkelok-kelok keluar dari testes di sebelah lateral testes. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.

Hemipenis merupakan sepasang alat capulatio yang berupa tonjolan di dinding cloaka. Hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam pangkal cauda dengan dinding ototnya di bagian luar, kemudian jika akan mengadakan copulatio di tonjolkan keluar.
Semua reptil selain spenodon memiliki organ kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemipenis, sedangkan pada buaya penis.

4. AVES

Pada aves sistem genitalia jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Testis pada aves berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial.alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.
Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.

Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens.
Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.

5. MAMALIA

Pada mamalia alat kelamin jantan terdiri atas sepasang testis, saluran deferen, vesikula seminalis, kelenjar prostata, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, Skortum berbentuk sebuah kantung yang membungkus testis. Testis tersusun oleh bentukan menyerupai cacing yang disebut epididimis yang merupakan wadah sperma.
Epidedimis mengeluarkan material yag mampu mempertahankan kehidupan sperma selama penyimpanan didalam testis. dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C).
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis.
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum.
Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (prepusium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis.

Anatomi manusia (pria)
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Manusia (pria) mempunyai dua testis yang dibungkus dengan skrotum.
Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli. Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, yaitu : memproduksi sperma (spermatozoa) dan memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Struktur
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.
Sawar darah testis
Molekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli. Fungsi dari sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh dapat membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar. Bila sperma bereaksi dengan antibodi akan menyebabkan radang testis dan menurunkan kesuburan.

Daftar Pustaka

• Campbell, Neil A. 2002. BIOLOGI JILID III. Jakarta : Erlangga.
http://tumoutou.net/6_sem2_023/elvia_hernawan.htm
• Nalbandov. A.V.1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. Jakarta. UI Press.
• Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: FMIPA UNY.
• Dellmann Dieter .H, & Brown E.M. 1992.BUKU TEKS HISTOLOGI VETERINER.Jakarta. UI Press.

0 komentar:

Posting Komentar